HASIL DISKUSI KELOMPOK

>> Selasa, 26 Mei 2009

HASIL DISKUSI KELOMPOK:
RIA APRILIANA PUTRI
KAMILIANI
NUR ISNAINI
MEILIZA INAYATUR R
SHANIYATUL FITRI
WASIS HARYANTO

STUDI KASUS TENTANG PENDERITAAN. JUDUL” HARUSKAH MENUTUP MATA”
Saat kita diputuskan untuk menjalin sebuah hubungan, pasti karena kita tertarik pada pasangan kita entah itu segi fisik, sifat, sikap, kebiasaan, dan kepribadiaannya yang baik maupun yang buruk ( kelemahan ) yang dimiliki oleh pasangan kita. Setelah kita merasa cocok pada pasangan kita mungkin kita akan memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang ke lebih serius. Artinya, kita sudah memahami pasangan kita, dan mau menerima pasangan kita apa adanya baik kekurang maupun kelebihan yang dimilikinya.
Namun, apabila hati kita merasa bimbang, karena tidak mampu menerima pasangan kita. Seharusnya kita sadar bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna. Kita memang berhak memilih pasangan hidup kelak untuk mendampingi kita hingga akhir hayat agar tak ada kata menyesal di kemudian hari. Karena setiap orang memiliki kriteria calon suami/ Istri yang berbeda, namun sekali lagi kita harus ingat kalo tidak ada orang yang sempurna, seperti yang sdah dijelaskan menurut cerita pada kasus itu.
Kita harus bisa menerima kriteria pasangan kita yang tidak ditentukan oleh kita. Berarti kita harus pintar memilih, kita lebih baik memilih pasangan dari segi fisik dan rupa yang menarik atau segi kepribadiannya yang baik. Apabila kita memilih untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius bersama pasangan kita. Namun kita merasa membohongi diri sandiri karena tidak mencintainya. Kita tidak perlu menutup mata karena sebuah penderitaan harus dihadapi dan dijalani dengan rasa ikhlas penuh tanggungjawab karena mungkin dengan berjalannya dengan waktu kita bisa menerima pasangan kita apa adanya dan mencintainya dengan segenap hati kita.
Bukankah kita saat memutuskan berpacaran, karena ada ketertarikan pada dirinya. Oleh karena itu kita selain menerima kelebihannya, kita juga harus juga menerima kekurangannya.

1 komentar:

ILMU BUDAYA DASAR 9 Juni 2009 pukul 07.34  

Iya saya sependapat dengan kelompok ini.
Ada pandangan begini... Hidup adalah ketentuan, di dalam hidup adalah memilih.

SW itu mudah berpersepsi terhadap orang yang dipilih. Tidak melakukan suatu pertimbangan yang kekal sehingga memberikan pengharapan kepada pacarnya.

sehingga dia terperangkap kepada PENDERITAAN DAN KASIHAN.Terjadi pengultusan penderitaan pada dirinya. Dia ingin memberontak terhadap penderitaan sebagai realitas dunia, ia tidak menerima kenyataan.
SW itu tidak bisa melestarikan cinta, bisanya menanam benih saja.
Kalau menurut saya dia harus tetap konsisten.

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP