APA KATA DUNIA????!!!!!!

>> Minggu, 19 Juli 2009




















































Read more...

5 Tips Mengatasi Masalah Hidup dengan Mengoptimalkan Kekuatan dalam Diri Kita

>> Sabtu, 18 Juli 2009

Dalam hidup, masalah pastilah selalu ada. Namun tak ada persoalan yang tak mungkin diatasi. Dan kita sebagai manusia memegang peran kunci dalam mengatasi suatu masalah.

Seperti yang dinantikan Mas Alhijr Adwitiya di sini. Semoga posting berisi tips-tips sederhana ini dapat menjadi renungan berharga bagi kita bersama. Untuk kemudian kita ACTION-kan dalam kehidupan sehari-hari kita.Silakan simak lima tips mengatasi masalah hidup dengan mengoptimalkan kekuatan dari dalam diri kita sebagai sumber solusinya.

  • The Power of Kepepet. Terkait khususnya dengan sikap suka menunda pekerjaan, salah satu cara mengatasinya dengan menggunakan the power of kepepet. Katakan pada diri kita kalau kita punya waktu tak lama. Mungkin lima menit atau 10 menit untuk menyelesaikan pekerjaan yang harus kita lakukan. Bahkan mungkin dengan pernyataan yang lebih ekstrem, katakan kalau mungkin ini aktivitas terakhir yang bisa kita lakukan di dunia ini. Saya yakin kita akan melakukannya dengan penuh kesungguhan dan tak ada lagi penundaan. Waktu yang singkat akan menekan kita bekerja cepat. Dalam situasi kepepet kita kerap bisa bertindak luar biasa.
  • Cintai Apa yang Anda Lakukan. Apapun profesi atau pekerjaan anda, dan apapun yang anda lakukan, lakukanlah itu dengan penuh kecintaan. Bila kita mencintai apa yang kita lakukan, tak ada kata malas, tak ada kata payah, tak ada kata putus asa. Lakukan yang anda suka dan kebahagiaan akan mengikuti anda. Bisa dalam bentuk uang atau hal lain yang jauh lebih membahagiakan yang tak dapat ditukar hanya sekedar oleh harta.
  • STOP Berpikir Negatif. Positif dan negatif merupakan kedua hal yang selalu akan berdampingan sampai kapanpun. Namun bila kita selalu hanya terjebak dalam kubangan pikiran negatif tak akan pernah ada waktu untuk melihat sebuah persoalan dengan jernih. Misalkan saja kita berkata “ah ini kan sulit”, “mana mungkin saya bisa,” dan segala macam pernyataan sejenis yang hanya melihat aspek negatif suatu hal.
    Segera alihkan perhatian anda pada hal yang positif. Pada peluang baik dan kesempatan positif dari setiap hal atau peristiwa yang terjadi. Bisa sebagai sebuah kesempatan untuk belajar, untuk menjadi insan yang lebih baik, untuk mendapatkan penghasilan tambahan, untuk membangun jaringan yang lebih luas, untuk meraih cita-cita anda, atau apapun itu.
    Kalau kita melihat sisi positifnya, dan bukan pada sisi negatifnya, ketakutan yang selama ini menjalar pada diri anda akan berkurang. Dan anda akan merasa menjadi pribadi yang lebih baik, lebih optimis, dan penuh semangat.
  • Buat Komitmen. Kadang saya dengar pengkomentar yang misal mengetakan sedang kehilangan motivasi atau kurang bersemangat menjalani hidup. Kuncinya, berkomitmenlah secara jujur pada diri kita sendiri. Buat komitmen untuk menjalani hidup yang lebih baik dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, dari hari ke hari, dan dari satu aktivitas ke aktivitas berikutnya.
    Kemudian katakan komitmen itu pada orang-orang di sekitar anda. Ceritakan perkembangan atau kegiatan yang telah anda lakukan terkait komitmen anda sekecil apapun itu pada orang yang sudah anda beritahu tadi.
    Kita harus bertanggung jawab pada komitmen yang sudah dibuat. Jangan buat malu diri kita sendiri. Jadikan komitmen yang telah kita katakan sebagai penjaga semangat kita.
  • Mulai ACTION saja. Ya, selanjutnya ACTION saja. Saat mulai ACTION, berarti anda mulai bergerak. Tidak lagi berada di tempat yang sama. Anda sudah melakukan sebuah kemajuan. Sekecil apapun itu! Daripada hanya mengkhawatirkan hal yang tidak jelas atau berangan-angan tanpa pangkal ujung, mulai ACTION saja. Segalanya akan lebih mudah saat anda mulai ACTION.

Semoga bermanfaat bagi kita semua. Sambut Senin lusa penuh energi.

Tetap semangat dan terus ACTION!

Read more...

GREEDY

>> Jumat, 17 Juli 2009

”Enough is not enough when we can get more.” Mungkin anda pernah mendengar ungkapan itu. Cukup itu tidaklah cukup, jika kita bisa memperoleh lebih banyak lagi. Dalam konteks tidak cepat berpuas diri, kalimat itu sungguh sangat memotivasi. Karenanya, ketika kita berhasil meraih pencapaian hingga tahap tertentu, maka kita terus memacu diri. Namun, dalam konteks pengendalian hawa nafsu, kita perlu menggunakan sudut pandang yang berbeda sama sekali. Sebab, hawa nafsu yang tidak mengenal batas membentuk kita menjadi pribadi serakah (greedy), sehingga ’mengambil lebih banyak lagi’ menjadi dogma yang mesti kita patuhi. Sampai-sampai, kita tidak bisa membedakan antara semangat untuk terus mengeksplorasi kapasitas diri dengan keserakahan.

Dipenghujung musim hujan, para nyamuk menggeliat bangun. Sehingga, pada masa-masa awal musim kemarau seperti saat ini dirumah saya sudah mulai beterbangan mahluk haus darah itu. Jika sudah begitu, ketenangan malam-malam kami menjadi terusik. Kami sering dibuat tidak berdaya untuk menangkis serangan-serangan udara layaknya pesawat tempur canggih yang menggempur pemukiman penduduk yang tak berdaya. Hebatnya lagi, nyamuk jaman sekarang sudah semakin canggih melakukan manuver sehingga jangan harap bisa menepuknya ketika dia terbang. Bahkan, ketika dia menggigitpun tingkat kewaspadaannya tetap tinggi. Jadi, saat kita menepuk, dia cepat-cepat terbang lagi. Nyamuk lolos, malah paha kita yang terasa pedas karena terkena pukulan sendiri.

Tapi, tentu Anda tahu bahwa ada ’saat dimana kita bisa menangkap’ nyamuk dengan amat sangat mudah. Yaitu, ketika nyamuk sedang kekenyangan. Ketika kenyang, nyamuk tidak bisa terbang. Boro-boro terbang, untuk sekedar bergerak saja sudah sulit. Sehingga, kita bisa menepuknya dengan teramat gampang.

Setiap kali saya mendapati nyamuk kekenyangan seperti itu saya selalu memiliki dua perasaan yang bercampur baur. Pertama, perasaan puas, karena anda tahulah apa yang saya lakukan kepada nyamuk yang telah menyakiti anak-anak saya yang tengah tertidur pulas itu. Kedua perasaan miris. Miris? Iya. Karena saya melihat sifat nyamuk itu didalam diri saya. Setelah saya memikirkan dalam-dalam, ternyata bukan hanya nyamuk yang memiliki sifat serakah, tetapi juga manusia. Bahkan, mungkin manusia lebih serakah dari nyamuk. Nyamuk memang serakah. Tetapi, yang dia ambil hanya sebatas memenuhi isi perutnya. Tetapi, keberhasilan manusia untuk memenuhi seluruh rongga perutnya tidak akan pernah berhasil menghentikan hasratnya untuk ’mengambil lebih banyak’ lagi. Sebab, selain memiliki rongga perut untuk menyimpan, manusia juga memiliki bank, surat berharga, emas batangan, dan berbagai macam bentuk penyimpanan lainnya. Karena kapasitas tempat penyimpanan itu nyaris tidak terbatas, maka cocoklah dengan sifat rakus manusia yang tidak kenal batas ini.

Seandainya nyamuk itu tidak mengumbar nafsu serakahnya, misalnya dengan menghisap darah secukupnya saja, mungkin dia akan tetap bisa menyelamatkan diri. Tetapi, keserakahan telah menjadikan dirinya terlampau bernafsu untuk mengambil sebanyak-banyaknya sehingga perutnya kepenuhan. Dan karenanya dia menjadi tidak berdaya. Kita sudah melihat begitu banyak bukti bahwa manusia-manusia yang serakah seringkali pada akhirnya harus berhadapan dengan hukum, dan bermuara dibalik jeruji penjara. Jika pun mereka bisa meloloskan diri, mereka harus berpura-pura menjadi manusia terhormat, padahal namanya terpampang dalam DPO alias daftar pencarian orang dengan titel buronan.

Sungguh beruntung bagi sang nyamuk. Sebab, dia hanya berurusan dengan dunia. Sedangkan manusia? Selain dunia, kita memiliki urusan dengan akhirat. Jika nyamuk serakah mati, maka mati pulalah semua ’dosa’ yang pernah diperbuatnya. Namun, jika manusia mati, maka abadilah ’semua amal perbuatannya’. Jika amal itu baik, maka kebaikan itu akan menjadi bekal kehidupan sesudah kematiannya. Namun, jika amal perbuatannya itu berupa keburukan; akan tetap menjadi beban bagi kehidupan keduanya kelak. Padahal, hidup kelak beda dengan hidup kini. Kini, uang bisa menjadi hakim pengganti hukum. Namun nanti, uang tidak bernilai lagi.

Tiba-tiba saja saya merasa beruntung karena ’tidak memiliki kesempatan’ untuk melampiaskan semua bentuk keserakahan itu. Saya bersyukur karenanya. Sebab, seandainya saja saya mendapatkan kesempatan itu; mungkin saya tidak akan mampu mengendalikan nafsu serakah ini. Tetapi, saya juga merasa miris lagi. Karena, meski tidak seserakah itu; saya masih memiliki bibit keserakahan dihati ini. Sehingga, kadang-kadang saya begitu egoisnya sampai berani mengabaikan kepentingan orang lain.

Hari ini, saya belajar sesuatu dari sang nyamuk. Bahwa jikapun kita harus mengambil, maka kita hanya berhak mengambil sesuai dengan hak kita. Yaitu sejumlah kadar kepantasan tertentu. Jika kita mengambil melebihi tingkat kepantasan itu, maka kita telah berubah menjadi mahluk yang lebih rendah dari sang nyamuk. Sebab, keserakahan nyamuk dibatasi oleh ukuran perutnya. Sedangkan keserakahan kita, hanya dibatasi oleh kematian. Sifat serakah kita tidak mati sebelum kita sendiri yang mati. Sementara dalam serakahnya itu, sang nyamuk mati dalam seluruh kebaikan hidup. Sebab, ketika dia mati, dia datang menghadap Tuhan. Lalu dia katakan; ”Tuhan, saya sudah menunaikan tugas yang Engkau perintahkan.” Maka malaikat yang mendampinginya berkata;”Tuhanku, sesungguhnya kami menyaksikan hambamu ini menunaikan tugasnya seperti yang Engkau perintahkan....”

Lalu batin saya bertanya kepada sang malaikat. ”Wahai Malaikat suci, apakah sesungguhnya tugas yang Tuhan berikan kepada sang nyamuk itu?” Balas malaikat:”Tuhan menugaskan nyamuk untuk memberikan pelajaran kepada umat manusia, agar mereka menghindari sifat serakah dan berlebih-lebihan.....” Lalu pagi itu, saya terbangun dengan beberapa ekor nyamuk yang gemuk. Saya kesal karena dia telah mengambil darah dari tubuh ini. Namun, saya juga kagum kepadanya. Karena demi menjalankan perintah Tuhan, dia rela untuk mengorbankan dirinya. Sehingga para manusia, bisa menarik pelajaran penting darinya....

Mari Berbagi Semangat!

Catatan Kaki:

Memberi adalah membuka kesempatan bagi orang lain untuk menerima. Sedangkan menerima adalah membuka kesempatan bagi orang lain untuk memberi. Karenanya, kesediaan untuk memberi dan menerima menghindarkan kita dari keserakahan.

Read more...

WANITA YANG DICINTAI SUAMIKU ( EMAIL DARI TEMAN)

>> Kamis, 09 Juli 2009

Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelang
>pernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik
>Dan lebih menuruti apa mauku.
>
>
>
>Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam Dan pergi
>kekantornya bekerja sampai subuh, baru pulang kerumah, mandi, kemudian
>mengantar anak kami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit.
>Aku pikir dia workaholic.
>
>
>
>Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, Dan saat dia pulang
>kerja, itupun kalau aku masih bangun. Karena waktu pacaran dia tidak pernah
>romantis, aku pikir, memang dia tidak romantis, Dan tidak memerlukan hal2
>seperti itu sebagai ungkapan sayang.
>
>
>
>Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan
>makan berdua diluarpun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan
>berdua, kami asyik sendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang
>terdengar, hanya denting piring yang beradu dengan sendok garpu.
>
>
>
>Kalau Hari libur, dia lebih sering hanya tiduran dikamar, atau main dengan
>anak2 kami, dia jarang sekali tertawa lepas. Karena dia sangat pendiam, aku
>menyangka dia memang tidak suka tertawa lepas.
>
>
>
>Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahun pernikahan kami.
>Sampai suatu ketika, disuatu Hari yang terik, saat itu suamiku tergolek
>sakit dirumah sakit, karena jarang makan, Dan sering jajan di kantornya,
>dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, Dan harus dirawat di RS, karena
>sampai terjadi perforasi di ususnya. Pada saat dia masih di ICU, seorang
>perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkan diri, bernama meisha,
>temannya Mario saat dulu kuliah.
>
>
>
>Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah
>melihat Mata yang begitu cantik seperti yang dia miliki. Matanya bersinar
>indah, penuh kehangatan Dan penuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu
>berhenti berputar Dan terpana dengan kalimat2nya yang ringan Dan penuh
>pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkan mungkin serangga yang
>lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.
>
>
>
>Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu,
>Meisha bercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang
>akrab. 5 bulan lalu mereka bertemu, karena Ada pekerjaan kantor mereka yang
>mempertemukan mereka. Meisha yang bekerja di advertising akhirnya bertemu
>dengan Mario yang sedang membuat iklan untuk perusahaan tempatnya bekerja.
>
>
>
>Aku mulai mengingat2 5 bulan lalu Ada perubahan yang cukup drastis pada
>Mario, setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, Dan dalam sehari
>bisa menciumku lebih dari 3x. Dia membelikan aku parfum baru, Dan mulai
>sering tertawa lepas. Tapi disaat lain, dia sering termenung didepan
>komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau aku tanya, dia bilang,
>Ada pekerjaan yang membingungkan.
>
>
>
>Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit Dan masih dirawat di
>RS. Aku sedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal,
>karena Mario tidak juga mau aku suapi. Meisha masuk kamar, Dan menyapa
>dengan suara riangnya,
>
>
>
>" Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini ? Tidak mau
>makan juga? Uhh... Dasar anak nakal, sini piringnya, " lalu dia terus
>mengajak Mario bercerita sambil menyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu
>sudah habis ditangannya. Dan....aku tidak pernah melihat tatapan penuh cinta
>yang terpancar dari Mata suamiku, seperti siang itu, tidak pernah seumur
>hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun !
>
>
>
>Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya
>membelakangi aku saat aku memeluknya Dan berharap dia mencumbuku. Lebih
>sakit dari rasa sakit setelah operasi Caesar ketika aku melahirkan anaknya.
>Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidak mau memakan masakan yang aku
>buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketika dia tidak pulang
>kerumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasa
>sakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.
>
>
>
>Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu. Meisha begitu
>manis, dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, Dan membawakan
>ekrol kesukaanku. Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. Kali lain
> dia datang bersama suami Dan ke-2 anaknya yang lucu2.
>
>
>
>Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati
>bidadari itu? Karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak
>dihatinya.
>
>
>
>Suatu sore, mendung begitu menyelimuti Jakarta , aku tidak pernah menyangka,
>hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.
>
>
>
>Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya
>keriting ikal Dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka
>password email Papa nya, Dan memanggilku, " Mama, mau lihat surat papa buat
>tante Meisha ?"
>
>
>
>Aku tertegun memandangnya, Dan membaca surat elektronik itu,
>
>
>
>Dear Meisha,
>
>
>
>Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku
> aku tidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima. Aku
>mencintai Rima karena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia
>ibu dari anak2ku.
>
>
>
>Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2
>mencintainya. Tidak Ada perasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu,
>tidak Ada perasaan rindu yang tidak pernah padam ketika aku tidak
>menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakiti perasaannya. Ketika konflik2
>terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi aku tidak
>sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untuk
>mengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku
>menikahinya.
>
>
>
>Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika
>cinta untukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh
>tanpa pernah mendapat siraman dari pemiliknya. Seperti pepohonan di hutan2
>belantara yang tidak pernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara
>alami. Itu yang aku rasakan.
>
>
>
>Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang
>lain dan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami.
>Meskipun hatiku terasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat
>Rima bahagia dan tertawa, dia bisa mendapatkan segala yang dia inginkan
>selama aku mampu. Dia boleh mendapatkan seluruh hartaku dan tubuhku, tapi
>tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikan untukmu. Meskipun ada
>tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkau mengerti, you
>are the only one in my heart.
>
>
>
>yours,
>
>
>
>Mario
>
>
>
>Mataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat. Meskipun baru
>berusia 7 tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan
>menyayangiku.
>
>
>
>Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Dia
>mencintai perempuan lain.
>
>
>
>Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surat hampir setiap hari
>untuk suamiku. Surat itu aku simpan diamplop, dan aku letakkan di lemari
>bajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.
>
>
>
>Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkan
>tabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor
>untuk mengantar dan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak
>pernah lagi bermanja dan minta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku
>terpuruk dalam kehancuranku. Aku dulu memintanya menikahiku karena aku malu
>terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudah menikah semua. Ternyata dia
>memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.
>
>
>
>Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang
>perempuan yang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia
>tidak mengatakan saja, bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan
>aku ? itu lebih aku hargai daripada dia cuma diam dan mengangguk dan
>melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnya nasibku.
>
>
>
>Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah
>dia mencintai perempuan itu terus didalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu,
>aku sudah membuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan
>Mario adalah kebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.
>
>
>
>**********
>
>
>
>Setahun kemudian...
>
>
>
>Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman
>itu masih basah merah dan masih dipenuhi bunga.
>
>
>
>" Mario, suamiku....
>
>
>
>Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertama kali bekerja
>dikantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku. Aku begitu terpesona padamu
>yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak
>bertepuk sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin
>memilikimu seutuhnya. Aku sering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak
>memperdulikan aku. Aku merasa diatas angin, ketika kamu hanya diam dan
>menuruti keinginanku. .. Aku pikir, aku si puteri cantik yang diinginkan
>banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaiku
>sehingga mau melakukan apa saja untukku.....
>
>
>
>Ternyata aku keliru.... aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan
>kita. Ketika aku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu
>yang aku tahu sebenarnya menyukai Mario.
>
>
>
>Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, " kenapa, Rima ? Kenapa
>kamu mesti cemburu ? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi
>istriku ?"
>
>
>
>Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.
>
>
>
>Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku. Engkau tidak pernah bahagia
>bersamaku. Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah
>wanita yang sempurna yang engkau inginkan.
>
>
>
>Istrimu,
>
>
>
>Rima"
>
>
>
>Di surat yang lain,
>
>
>
>".........Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi
>sedingin es. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah
>melihat cahaya cinta dari matamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang
>penuh cinta itu berpendar dari kedua bola matamu saat memandang Meisha......
>"
>
>
>
>Disurat yang kesekian,
>
>
>
>".......Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.
>
>
>
>Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan , aku tidak lagi marah2 padamu,
>aku tidak lagi suka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar
>masak, dan selalu kubuatkan masakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros,
>dan selalau menabung. Aku tidak lagi suka bertengkar dengan ibumu. Aku
>selalu tersenyum menyambutmu pulang kerumah. Dan aku selalu meneleponmu,
>untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Aku merawatmu jika
>engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, aku
>menungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, dirumah sakit saat
>engkau dirawat, karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah.. .....
>
>
>
>Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap
>berusaha dan menantinya.. ......"
>
>
>
>Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya...
>dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.
>
>
>
>Disurat terakhir, pagi ini...
>
>
>
>"........... ...Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9.
>Tahun lalu engkau tidak pulang kerumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu
>pulang, karena hari ini aku akan masak, masakan yang paling enak sedunia.
>Kemarin aku belajar membuatnya dirumah Bude Tati, sampai kehujanan dan basah
>kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan aku hanya mengendarai
>motor.
>
>
>
>Saat aku tiba dirumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu
> Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.
>
>
>
>Tahukah engkau suamiku,
>
>
>
>Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9
>tahun kita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari
>matamu, inikah tanda2 cinta mulai bersemi dihatimu ?........."
>
>
>
>Jelita menatap Meisha, dan bercerita,
>
>
>
>" Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, dari jauh aku melihat
>keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannya kepadaku. Aku
>tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu,
>dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu
>menyayanginya. Mama memarkir motornya diseberang jalan, Ketika mama
>menyeberang jalan, tiba2 mobil itu lewat dari tikungan dengan kecepatan
>tinggi...... aku tidak sanggup melihatnya terlontar, Tante..... aku
>melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak.... .." Jelita
>memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untuk
>merasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.
>
>
>
>Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario
>mengirimkan email lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.
>
>
>
>Dear Meisha,
>
>
>
>Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2
>dan selalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh
>basah kuyup karena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya. Tiba2 aku
>baru menyadari betapa beruntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar..
>. Inikah tanda2 aku mulai mencintainya ?
>
>
>
>Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan
>besok aku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil
>mungil untuknya, supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena
>dia ibu dari anak2ku, tapi karena dia belahan jiwaku....
>
>
>
>Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terduduk
>disamping nisan Rima. Diwajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah
>terjadi, Mario. Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika
>seseorang itu telah pergi meninggalkan kita.

Read more...

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP