TUGAS PERTEMUAN IV

>> Jumat, 15 April 2011

Sebelumnya saya mohon maaf tidak bisa menyampaikan materi pertemuan pertemuan ke IV. Sebagai pengganti saya beri materi dan tugas.

1. Buatlah kelompok pro dan kontra untuk diperdebatkan dengan tema Indonesia dan peradaban barat.
2. Untuk kelompok mahasiswa (laki-laki) adalah pro terhadap peradaban barat. Untuk kelompok mahasiswi ( perempuan ) adalah kontra terhadap peradaban barat.
- PRO: Apakah Indonesia harus membuka diri terhadap peradaban barat? beri uraian alasannya.
- KONTRA : Apakah Indonesia harus menutup diri terhadap peradababn barat? beri uraian alasan.
3. Masing-masing kelompok 10 orang. setiap orang perwakilan maju didepan kelas untuk diperdebatkan pada pertemuan berikutnya.

SEMOGA SUKSES DAN SELAMAT BELAJAR.... SEMANGAT JANGAN PERNAH BERUBAH!!!

Read more...

materi manusia dan peradaban

BAB IV
MANUSIA DAN PERADABAN

A. HAKIKAT PERADABAN
Peradapan memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan. Pada bab sebelumnya kita telah mengetahui makna kebudayaan, kebudayaan pada hakikatnya adalah hasil cipta , rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemampuan cipta (akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa manusia melalui alat–alat indranya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk–bentuk kesenian. Sedangkan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan dan kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Hasil atau produk kebudayaan manusia inilah yang menghasilkan peradaban.
Dalam kaitannya dengan dua istilah tersebut. Koentjraningrat (1990) berusaha memberi penjelasannya sebagai berikut. Di samping istilah kebudayaan ada pula istilah peradaban. hal terkahir alah samaa dengan istilah dalam bahasa Inggris civilization yag biasanya dipakai untuk menyebutkan bagian atau unsur dari kebudayaan yang harus maju dan indah, misalnya kesenian, ilmu pengetahuan, adat, sopan santun , pergaulan, kepandaian menulis, organisasi kenegaraan dan sebagainya. Istilah peradaban sering juga dipakai untuk menyebutkan suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni rupa dan sistem kenegaraan serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.
Bila istilah kebudayaan berasal dari kata culture, istilah peradaban dalam bahasa inggris disebut civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur–unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur, dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan tidak memiliki peradaban yang tinggi.
Peradaban berasal dari kata adab yang dapat diartikan sebagai sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhlak, yang semuanya menunjuk kepada sifat yang tinggi dan mulia. Huntington (2001) mendefiniskan peradaban (civilization) sebagai the highest sosial gruping of teh people and the broadest level of cutural identity people haveshort of that which distinguish humans from other species. Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi.
Dari batasan pengertian diatas, maka istilah peradaban sering dipakai untuk hasil kebudayaan seperti kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat, sopan santun, serta pergaulan. Selain itu, kepandaian menulis, organisasi bernegara , serta masyarakat kota yang maju dan kompleks. Peradaban menunjuk pada hasil kebudayaan yang bernilai tinggi dan maju. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa setiap masyarakat atau bangsa dimanapun selalu berkebudayaan, akan tetapi tidak semuanya telah memiliki peradaban. Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu pula, yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, seni yang telah maju.
Tinggi redahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor kemajuan tekhnologi, ilmu pengetahuan dan tingkat pendidikan. Dengan demikian, suatu bangsa yang memiliki kebudayaan tinggi (peradaban) dapat dinilai dari tingkat pendidikan, kemajuan teknologi, dan ilmu pengetahuan yang dimilik. Pendidikan, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang dimiliki masyarakat akan senantiasa berkembang. Oleh karena itu peradaban masyarakat juga akan berkembang sesuai dengan zamannya. Peradaban bangsa dalam suatu kurun waktu tertentu dianggap tinggi di zamannya. Namun, penilaian atas peradaban itu tidak bisa dibandingkan lagi dengan peradaban manusia pada masa sekarang.
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi peradaban sebuah bangsa. Keampuan teknologi menjadikan bangsa itu dianggap lebih maju dari bangsa–bangsa lain pada zamannya. Kemajuan teknologi bisa dilhat dari infrasturktur bangunan, sarana yang dibuat, lembaga yang dibentuk dan lain–lain. Contoh bangsa–bangsa yang memiliki peradaban tinggi pada masa lampau adalah yang tinggal di lembah Sungai Nil , lembah Sungai Eufrat Tigris, lembah sungai Indus, dan lembah Sungai Hoang Ho di Cina.
Kehidupan di lembah Sungai Nil masa itu kita disebut dengan nama Peradaban Lembah Sungai Nil bukan Kebudayaan Lembah Sungan Nil sebab mereka telah memilih organisasi sosial, kebudayaan dan cara berkehidupan yang sudah maju bila dibandingkan dengan bangsa lain peradaban Lembah Sungai Nil meliputi kehidupan Masyarakat Mesir, sistem kekuasaaan raja–raja Mesir, sistem kepercayaan, serta peninggalan budaya Mesir. Salah satu peninggalan kebudayan Mesir adalah rintisan astronomi dan sistem kalender yang dicitakan sebagai hasil pengamatan yang cemerlang bahwa surya memilik prinsip keteraturan sehingga ada siang dan malam.
Peradaban itu menunjuk pada tahap kebudayaan yang telah ada kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan , teknologi dan kesenian. Peradaban masa itu, sekarang ini sudah sangat jauh berbeda dengan peradaban zaman modern yang ditandai dengan kamajuan pesat dala infrastruktur, transportasi, komunikasi, dan sarana–saraa kemajuan lainnya. Dibandingkan dengan masa sekarang, kita tetap memberikan penilaian bahwa bangsa–bangsa itu memiliki peradaban yang tinggi dimasanya. Jadi, selain mengacu pada kemajuan ilmu, teknologi, dan seni peradaban mengacu pada suatu kurun waktu dan tempat tertentu.
Masyarakat pada saat ini tetap memberi peghargaan dan apresiasi yang tinggi untuk peradaban masa itu. Bukti akan hal tersebut adalah pengakuan masyarakat dunia akan adanya keajaiban dunia, yang pada hakikatnya berasal dari peradaban masa lalu. Keajabain dunia yang di kenal pada saat itu antara lain :
1. Piramida di mesir merupakan makan raja–raja mesir kuno.
2. Tamangantung di babylonia.
3. Tembok raksasa dengan panjang 6.500 km di RRC.
4. Menara Pisa di Italis.
5. Menara iffel di Paris.
6. Candi Borobudur di Indoneia.
7. Taj Mahal di India.
8. Patung Zeus yang tingginya 14 meter dan seluruhnya terbuat dari emas.
9. Kuil Artemis merupakan kuil terbesar di Yunani.
10. Mausoleum Halicarnacus, kuura yang di bangun oleh raja Artemisia untuk mengenang suaminya Raja aulous dari Carla.
11. Collosus, yaitu patung dari perunggu dewa matahari dari Rhodes.
12. Pharos yaitu patung yang tingginya 130 m dari Alexandria.
13. Gedung Parlemen Inggris di London.
14. Kabah di mekah Saudi Arabia.
15. Coloseum di roma Italia.
Selain dari kemajuan tekhologi yang dimiliki sebuah bangsa, peradaban ditentukan pula oleh tingkat pendidikan. Salah satu ciri yang penting dalam definisi peradaban adalah berbudaya, yang dalam bahasa Inggris disebut cultured. Orang yang cultured adalah orang yang lettered, yang artinya melek huruf. Namun pengertian lettered dalam hal ini tidak hanya sekedar bisa membaca dan menulis hal yang sederhana. Orang yang sekedar bisa membaca karangan yang sederhana dan memahami kesenian yang tidak komplesk di anggap unlettered. Akibatnya, pembaca sastra dan peminat seni picisan di anggap uncultured. Orang yang cultured adalah orang yang mampu menghayati dan memahami hasil kebudayaan adiluhungm yang hanya bisa di dapatkan dengan pendidikan yang tarafnya tinggi. Bangsa yang beradab adalah yang terdidik. Akan tetapi bangsa yang berbudaya belum tentu memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.
B. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERADAB DAN MASYARAKAT ADAB
Peradaban tidak hanya menunjuk pada hasil–hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik seperti barang, bangunan, dan benda–beda, akan tetapi juga wujud gagasan dan perilaku manusia. Kebudayaan merupakan keseluruhan dari hasil budi daya manusia, baik cipta, karsa dan rasa. Kebudayaan berwujud gagasan atau ide, perilaku atau aktivitas, dan benda–benda. Sedangkan peradaban adalah bagian dari kebudayaan yang tinggi, halus, indah dan maju. Jadi, peradaban termasuk pula di dalamnya gagasan dan perilaku manusia yang tinggi, halus dan maju.
Peradaban sebagai produk yang bernilai tinggi, halus, indah dan maju menunjukkan bahwa manusia memanglah merupakan makhluk yang memiliki kecerdasan, keberadaban, dan kemauan yang kuat. Manusia merupakan makhluk yang beradab sehingga mampu menghasilkan peradaban. Disamping itu, manusia sebagai makhluk sosial juga mampu menciptakan masyarakat yang beradab.
Adab artinya sopan. Manusia sebagai makhluk beradab artinya pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berakhlak dan berbudi pekerti yang luhur. Sopan, berakhlak, berbudi pekerti yang luhur menunjuk pada perilaku manusia. Orang beradab adalah orang yang berkesopanan, berakhlak dan berbudi pekerti luhur dalam perilaku, termasuk pula dalam gagasan–gagasannya. Manusia yang beradab adalah manusia yang bisa menyelaraskan antara cipta, rasa dan karsa. Kaelan (2002) menyatakan manusia yang beradab adalah manusia yang mampu melaksanakan hakikatnya sebagai manusia (monopluralis secara optimal). Kebalikannya adalah manusia yang biadab atau dikenal dengan istilah barbar . secara sempit orang yang biadab diartikan sebagai orang yang perilakunya tidak sopan, tidak berakhlak dan tidak memiliki budi pekerti yang mulia orang yang biadab juga tidak mampu menyeimbangkan antara cipta, rasa dan karsanya sebagai manusia. Misalnya kemampuan cipta manusia dalam membuat senjata digunakan untuk saling membunuh antar sesama.
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang beradab sebab di anugerahi harkat, martabat serta potensi kemanusiaan yang tinggi. Namun dalam perkembangannya manusia bila jatuh dalam perilaku kebiadaban karena tidak mampu menyeimbangkan atau mengendalikan cipta, rasa, dan karsa yang dimilikinya. Manusia tersebut telah melanggar hakikat kemanusiaannya sendiri,
Manusia sebagai makhluk sosial membentuk persekutuan–persekutuan hidup, yaitu masyarakat. Manusia berada pastilah berkeinginan membentuk masyarakat yang beradab. Terbentuklah masyarakat yang beradaban atau berkeadaban.
Dewasa ini, masyarakat telah memiliki padanan istiah yang dikenal dengan masyarakat madani atau masyarakat sipil (civil society), konsep masyarakat adab berasal dari konsep civil society, dari asal kata society civilis. Istilah masyarakat adab dikenal dengan kata lain masyarakat sipil, masyarakat warga, atau masyarakat madani.
Pada mulanya civil society berasal dari dunia barat. Adalah Dato Anwar Ibrahim (mantan wakil presiden Menteri Malaysia) yang pertama kali memperkenalkan istilah masyarakat madani sebagai istilah lain dari civil society. Nurchlish Madjid mengindonesiakan civil society (Inggris) dengan masyarakat madani. Kata civil memiliki dasar kata yang sama dengan civic (Kewarganegaraan) dan city (kota) dari kata dasar berbahasa latin civis. Kemudian, kata civil tumbuh menjadi bermakna dari atau dalam persesuaian dengan teratur, beradab.
Oleh banyak kalangan , istilah civil society dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan berbagai istilah, antara lain :
a. Civil society diterjemahkan dengan istilah masyarakat ipil. Civil artinya sipil, sedangkan society artinya masyarakat.
b. Civil society diterjeahkan dengan istilah masyarakat beradab atau berkeradaban . ini merupakan teremahan dari civilizet 9 beradab dan society (masyarakat) sebagai lawan dari masyarakat yang tidak beradab (uncivilized society/savage society)
c. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat madani. Kata madani merujuk pada kata Madinah, kota tempat kelahiran Nabi Muhammad saw. Madinah berasal dari kata Madaniyah yang berarti peradaban. Masyarakat madani juga berarti masyarakat yang berkeadaban.
d. Berkaitan dengan nomor 3, civil society diartikan masyarakt kota. Hal ini karea Madinah adalah sebuah Negara kota (city–state) yang mengingatkan kita pada polis di zaman Yunani Kuno. Masyarakat kota sebagai model masyarakat yang beradab.
e. Civil society diterjemahkan sebagai masyarakat warga atau kewargaan. Masyarakat di sini adalah pegelompokan masyarakat yang bersifat otonom dari negara.
Dari makna–makna tersebut dapat dinyatakan bahwa masyarakat teratur tidak mungkin tanpa peradaban, dan peradaban hanya terwujud dalam masyarakat teratur. Dengan kata lain, masyarakat madani secara etimologis dapat dinyatakan sebagai masyaraat yang teratur dan beradab. Masyarakat madani adalah masyarakat berkeadaban. Nurcholis Majid menyebut masyarakat madani sebagai masyarakat yang berkeadaban meiliki ciri–ciri, antara lain egalitarianisme, menghargai prestasi, keterbukaan, penegakan hukum dan keadilan, toleransi dan pluralisme, serta musyawarah. Muhammad A. S Hikam (1999) dalam bukunya Demokrasi dan Civil Society memberikan definisi civil society sebagai wilayah kehidupan sosial yang terorganisasi dan bercirikan antara lain kesukarelaan (voluntary), keswasembadaan (self generating), keswadayaan (self supporting), kemandirian yang tinggi berhadapan dengan negara, dan keterikatan dengan norma atau nilai hukum yang dikuti oleh warganya.
Visi indonesia 2020 juga bisa dikatakan membentuk masyarakat madani Indonesia, yaitu suatu masyarakat yang memiliki keadaban demokratis. Masyarakat adab yang dituju menurut visi Indonesia 2020 adalah terwujudnya bangsa yang berciri religius, manusiawi, bersatu, demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, baik, dan bersih dalam penyelenggaraan negara.
Masyarakat adab pada dasarnya merupakan keinginan yang tulus dari manusia sebagai makluk yang beradab. Namun, sebagaimana halnya dengan individu, masyarakt dalam suatu kurun waktu tertentu bisa saling bertengkar saling bertikai, bahkan saling membunuh antar kelompok masyarakat. Bukti bahwa perang yang sampai saat ini banyak terjadi di berbagai belahan dunia, menunjukkan bahwa cita–cita masyarakat adab harus senantiasa di perjuangkan , dipertahankn dan dipelihara dengan sebaik–baiknya.
C. EVOLUSI BUDAYA DAN WUJUD PERADABAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA
Kebudayaan itu telah mengalami proses perkembangan secara bertahap dan berkesimbungan yang kita konsepkan sebagai evolusi kebudayaan. Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda–beda, bergantung pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.
Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan akal dan budi daya manusia dalam menanggapi, merespons dan mengatasi tantangan alam dan lingkungan dalam upaya mencapai kebutuhan hidupnya. Dengan potensi akal dan budi inilah manusia menaklukkan alam. manusia menemukan dan menciptakan berbagai sarana hidup sebagai upaya mengatasi tantangan alam. Manusia menciptakan kebudayaan.
Masa dalam kehidupan manusia dapat kita bagi manjadi dua, yaitu masa prasejarah (masa sebelum manusia mengenal tulisan sampai manusia mengenl tulisan) dan masa sejarah (masa manusia telah mengenal tulisan). Data–data tentang masa prasejarah di ambil dari sisa–sisa dan bukti–bukti yang digali dan diinterprestasi. Masa sejara bermula ketika adanya catatan tertulis untuk dijadikan bahan rujukan. Penciptaan penulisan ini merupakan satu penemuan revolusioner yang genius. Bermula dari penciptaan properti dan lukisan objek, seperti kambing , lembu dan wadah, ukuran barang dan sebagainya; diikuti dengan indikasi angka; kemudian diikuti simbol yang mengindikasikan transaksi, nama, dan alamat yang bersangkutan; selanjutnya simbol untuk fenomena harian, hubungan antara mereka dan akhirnya intisari, seperti warna, betuk, dan juga konsep.
Ada dua produk revolusioner sebagai hasil dari akal manusia dalam zaman prasejarah yaitu :
a. Penemuan roda untuk transportasi
Pada mulanya roda digakan hanya untuk mengangkut barang berat di atas batang pohon. Kemudian, roda disambung dengan kereta, lalu berkembang menjadi mobil seperti saat ini
b. Bahasa
Bahasa adalah suara yang diterima sebagai cara untuk menyampaikan pikiran seseorang kepada orang lain. Bahasa bisa diartikan pula sebagai suatu persetujuan untuk menginterpretasi bunyi tertentu. Dengan bahasa, kehidupan sosial dan peradaban pun terlahir. Ketika tanda–tanda di terima sebagai representasi dari bunyi–bunyi arbitter yang mewakili ide–ide, masa prasejarah pun beralih ke masa sejarah tertulis.
Mengenai masa prasejarah ini, ada dua pendekatan untuk membagi zaman prasejarah, yaitu :
1. Pendekatan berdasarkan hasil teknologi, terdiri dari zaman batu tua (palaelitikum), zaman batu tengah/madya (mesolitikum) dan zaman batu baru (neolitikum)
2. Pendekatan berdasarkan model sosial ekonomi atau mata pencaharian hidup yang terdiri atas :
a. Masa erburu dan mengumpulkan makanan, meliputi masa berburu sederhana (tradisi paleolit) dan masa berburu tingkat lanjut (tradisi epipaliotik)
b. Masa bercocok tanam, meliputi tradisi neolitik dan megalitik
c. Masa kemahiran tekhnik atau perundagian meliputi tradisi semituang perunggu dan tradisi semi tukang besi
Pendapat lain membagi periode peradaban manusia kedalam empat bagian yaitu, prapaleolitik, paleolitik, neolitik, dan era perunggu. Penggunaan bahan–bahan metal pada era perunggu inilah yang kemudian di anggap sebagai masa lahirnya peradaban manusia. Kehidupan manusia berbuah ke aspek yang lebih baik dan memasuki fase baru. Manusia tidak lagi sekedar homo yang hanya mengiginkan makanan saja. Dari kehidupan yang hanya bertumpu pada pemuasan kebutuhan perut, manusia berpindah pada kehidupan yang keperluannya muncul dalam bentuk impian dan visi serta kesadaran objektif terhadap dunia disekitarnya. Semakin manusia itu menang dalam upayanya menaklukkan alam, semakin tinggilah keinginan dan keperluannya. Berawal dari barbarisme, manusia akhirnya menemukan jalan ke arah peradaban. Manusia berkembang dari homo menjadi human karena kebudayaan dan peradaban yang diciptakannya.
Sedangkan untuk sejarah kebudayaan di Indonesia, R. Soekmono (1973) membagi menjadi empat masa yaitu :
a. Zaman prasejarah, yaitu sejak permulaan adanya manusia dan kebudayaan sampai kira–kira abad ke–5 Masehi
b. Zaman purba, yaitu sejak datangnya pengaruh India pada abad pertama masehi sampai dengan runtuhya Majapahit sekitar tahun 1500 masehi
c. Zaman madya, yaitu sejak datangnya pengaruh Islam menjelas akhir kerajaan majapahit sampai dengan ahir abad ke–19
d. Zaman baru atau modern, yaitu sejak masuknya anasir barat (Eropa) dan tekhnik modern kira–kira tahun 1900 sampai sekarang
Peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Jadi, evolusi kebudayaan bisa mencapai sampai pada taraf tinggi, yaitu peradaban.
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang dicirikan oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliput tingkat ilmu pengetahuan, seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. Sebagai contoh, peradaban Mesir kuno tercermin dari hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunan (piramid, obeiks, spinx) yang terkait dengan ilmu bangunan, tulisan serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan teknologi yang tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat. Peradaban kuno di Indonesia menghasilkan berbagai bangunan seni yang bernilai tinggi, seperti Candi Borobudur, Prambanan dan lain–lain.
Lahirnya peradaban Barat di Eropa dimulai dengan adanya revolusi pemikiran. Masyarakat Barat ingin keluar dari Abad Gelap (dark ages) melalui Renaissance. Melalui revolusi pemikiran inilah lahir sains dan teknologi. Revolusi industri muncul di Inggris pada abad ke–18. Sains dan industri telah menghilangkan pekerjaaan–pekerjaaan sebelumnya yang harus dilakukan manusia dengan kerja keras dan menggantinya dengan alat–alat mesin. Ini membuat manusia bebas untuk menikmati kehidupan secara lebih mudah. Penemuan kompas magnetik menyebabkan kapal laut dapat melintasi Lautan Atlantik dan akhirnya menemukan Amerika. Negara–negara Eropa yang baru merdeka seperti Inggris, Perancis, Jerman da Austria saling berlomba untuk memperluas ekspansinya.
Kapal laut yang dulunya selama berbulan–bulan, bahkan bertahun–tahun untuk melintasi laut dengan menggunakan tenaga angin untuk berlayar, kini ditukar dengan tenaga uap dan listrik yang hanya memerlukan waktu beberapa hari untuk tiba di tempat tujuan. Transportasi darat yang dahulunya bergantung pada hewan, kini bergerak menggunakan truk, kereta api dan pesawat dengan kecepatan yang luar biasa. Pandangan manusia kini tidak terbatas hanya di dunia saja. Kebodohan manusia mengenai planet yang menakjubkan ini kini telah berubah menjadi pengetahuan yang baru begitu mempesona mengenai fakta alami dari angkasa raya yang tidak ada batasnya. Komponen atom yang sedemikian kecil, kini bisa secara nyata besarkan jutaan kali dengan menggunakan miksroskop listrik.
Peradaban tidak hanya berwujud dalam bangunan sebagai hasil teknologi fisik, tetapi juga dalam bidang sosial budaya. Penemuan dan revolusi di bidang tekhologi mempengaruhi kehidupan sosial budaya masyarakatnya, dan juga sebaliknya. Selanjutnya, bidang sosial budaya mengubah banyak aspek dalam sejarah peradaban manusia itu sendiri. Bidang sosial budaya mencakup sistem kekuasaan, sistem kepercayaan, tulisan perhubungan, dan organisasi sosial yang dibentuk kali itu.
Peradaban kuno di lembah Sungai Nil tidak hanya meghasilkan kemajuan di bidang teknologi. Tetapi juga dalam bidang sosial, misalnya dalam hal mata pencaharian hidup. Kehidupan masyarakat Mesir pada saat itu amat bergantung pada sungai nil. Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yang mencapai 6.400 kilometer. Masyarakat yang tinggal di lembah sungai berusaha menaklukkan tantangan alam yang berfaedah bagi kehidupannya sehingga lahirlah Peradaban Lembah Sungai Nil.
Lembah Sungai Nil yang subur mendorong masyarakat untuk bertani. Air dari Sungai Nil dimanfaatkan untuk irigasi dengan membangun saluran air, terus–terusan, dan waduk. Air sungai dialirkan ke ladang–ladang milik penduduk denga distribusi yang merata. Untuk keperluan irigasi , dibuatlah organisasi pengairan yang biasanya diketahui oleh para tuan tanah atau golongan feodal. Hasil pertanian Mesir adalah gandum, sekoi atau jamawut, selai, yaitu padi–padian yang biji da buahnya keras seperti jagung. Untuk memenuhi kebutuhan barang–barang serta untuk menjual hasil produksi rakyat Mesir, maka di jalinlah dagang dengan Tunisia, Mesopotamis, dan Yunani di kawasan Laut Tengah. Peranan Sungai Nil adalah sebagai sarana transportasi perdagangan. Banyak perahu–perahu dagang yang melintasi sungai Nil.
Peradaban sungai Nil dikatakan maju untuk ukuran zaman itu, tidak hanya dari hasil seni dan bangunan, tetapi juga kehidupan sosial, sistem kekuasaan, kepercayaan, dan hasil kemajuan lain, seperti sistem kalender dan budaya tulis. Masyarakat Mesir mula–mula membuat kalender bulan berdasarkan siklus (peredaran) bulan selama 29,5 hari. Karena dianggap kurang tetap, kemudian mereka menetapkan kalender berdasarkan kemunculan binatang anjing (sirius) yang mucul setiap tahun mereka menghitung satu tahun adalah 12 bulan , satu bulan sebanyak 30 hari, dan lamanya setahun adalah 365 hari, yaitu 12 x 30 hari lalu ditambahkan 5 hari. Mereka juga mengenal tahun kabisat. Penghitunngan ini sama dengan kalender yang kita guakan sekarang yang disebut Tahun Syamsiah (sistem Solar). Penghitungan kalender Mesir dengan sistem Solar kemudian di adopsi oleh Bangsa Romawi mejadi kalender Romawi dengan sistem Gregorian. Sedangkan bangsa Arab kuno mengambil alih penghitungan sistem Lunar (peredaran bulan) menjadi tarik Hijrah.
Sedangkan dalam hal budaya tulis, masyarakat Mesir mengenal bentuk tulisan yang disebut hierogrif berbentuk gambar. Tulisan hieroglif di temukan di dinding piramisa, tugu obelisk maupun daun papirus. Huruf hieroglif terdiri dari gambar dan lambang berbentuk manusia, hewan dan benda–benda. Setiap lambang memiliki makna. Tulisan hieroglif berkembang menjadi lebih sederhana yang kemudian di kenal dengan tulisan hieratik dan demotik. Tulisan hiertik atau disebut juga dengan tulisan suci digunakan oleh para pendeta. Demotik adalah tulisan rakyat yang digunakan untuk urusan keduniawian, misalnya jual–beli. Huruf–huruf Mesir itu semula menimbulkan teka–teki karena tidak di ketahui maknanya. Secara kebetulan, pada waktu Napoleon menyerbu Mesir pada tahun 1799, salah satu anggota pasukannya menemukan sebuah batu besar berwarna hitam di daerah Rosetta.
Batu itu kemudian dikenal dengan nama Batu Rosetta yang memuat inskripsi dalam tiga bahasa. Pada tahun 1822, J. F. Champollion telah menemukan arti dari isi tulisan yang digunakan, yaitu hieroglif, demotik, dan juga Yunani. Dengan terbacanya isi bat Rosettaa maka terbukalah tabir mengenai pengetahuan Mesir Kuno (egyptologi) yang anda kenal sampai sekarang. Selain di batu, tulisan hieroglif juga ditemukan di kertas yang terbuat dari batang papirus. Dokumen papirus udah digunakan sejak dinasti yang pertama. Cara membuat kertas dari gelagah papirus adalah dengan memotongnya. Kemudian kulitnya di kupas dan intinya di iris/disayat tipis–tipis. Untuk menulis, orang Mesir menggunakan tinta yang terbuat dari campuran air dengan semacam getah sayur dan cat.
Bagaimana dengan jejak peradaban di Indonesia? Dalam uraian sebelumnya dikatakan bahwa penggunaan bahan–bahan metal pada era perunggu inilah yang kemudian di anggap sebagai masa lahirnya peradaban manusia. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa peradaban bangsa Indoesia di mulai sejak masa kemahiran tekhnik atau zaman perundagian. Zaman perundagian terdiri ari dua masa, yaitu tradisi seni tuang perunggu dan tradisi seni tuang besi. Meskipn pada saat itu masih zaman prasejarah (masa sebelum mengenal tulisan), namun telah mengenal teknologi terbatas dan sederhana yaitu pada upaya penemuan peralatan yang di butuhkan masyarakat Indonesia dalam kehidupannya yang sudah mulai menetap.
Di Indonesia penggunaan logam sudah dikenal beberapa abad sebelum Masehi. Mereka menggunakan peralatan dari logam, seperti peralatan berburu, bercocok tanam, peralatan rumah tangga dan lain–lain, tetapi tidak semua masyarakat dapat membuat peralatan itu. Membuat peralatan dari logam membutuhkan keahlian. Orang yang ahli membuat peralatan logam disebut undagi., tempat pembuatannya disebut perundagia. Beberapa contoh alat dari perunggu adalah kapak corong, nekara, bejana perunggu, dan arca perunggu. Alat-alat ini ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.
Peradaban bangsa Indonesia semakin maju dan berkembang setelah datangnya pengaruh Hindu dan Budah ke Indonesia. Pengaruh tulisan dari budaya Hindu dan Budah membawa dampak besar bagi peradaban Indonesia, yaitu memasuki masa sejarah (masa mengenal bahasa tulis). Salah satu hasil dari budaya tulis di Indoneia adalah prasasti. Huruf yang dipakai dalam prasasti yang ditemukan sejak tahun 400 M adalah huruf Pallawa dan Bahasa Sansakerta. Kemampuan baca tulis masyarakat Indonesia lama–kelamaan berpengaruh dalam bidang kesusastraan, yaitu banyak munculnya kitab-kitab yang di tulis dari puangga masa lalu. Dengan banyaknya prasasti dan kitab–kitab kuno ini dapat di telusuri peradaban bangsa Indonesia terutama dalam masa kerajaan. Peradaban bangsa semakin berkembang dengan masuknya pengaruh islam dan masuknya peradaban Bangsa Barat Eropa, termasuk pengaruh agama Kristen–Khatolik. Dewasa ini, pengaruh peradaban global semakin kuat akibat kemajuan bidang komunikasi dan nformasi.
D. DINAMIKA PERADABAN GLOBAL
Menurut Arnold Y. Toynbee, seorang sejarawan asal Inggris, lahirnya peradaban itu di uraikan dengan teori challage and respon. Peradaban itu lahir sebagai respons (tanggapan) manusia yang dengan segenap daya upaya dan akalnya menghadapi, menaklukkan, dan mengolah alam sebagai tantangan (challange) guna mencukupi kebutuhan dan melestarikan kelangsungan hidupnya.
Alam menawarkan sejumlah tantangan dan kemungkinan–kemungkinan. Ada alam yang tandus atau subur, di pegunungan atau pantai, daerah yang rawan gempa atau yang tanahnya stabil, dan seterusnya. Jika tantangan alam itu berat maka manusia pun akan gigih dan berusaha keras dalam merepons alam terebut, begitupun sebaliknya. Contoh bangsa Jepang yang terkenal, ulet, gigih, dan bekerja keras karena alamnya yang cukup berat untuk di taklukkan. Keadaan alam Jepang bergunung–gunung, sering terjadi gempa, dan lahan pertaniannya tidak terlalu luas.
Setiap kali timbul kebutuhan akan sesuatu, manusia akan berusaha menemukan jalan untuk memperolehnya. Seluruh perangkat ide, metode, tekhnik, dan benda material yang digunakan dalam suatu jangka waktu tertentu dalam suatu tempat tertentu maupun kegiatan untuk merombak perangkat tersebut demi memenuhi kebutuhan hidup manusia di sebut teknologi. Teknologi lahir dan di kembangkan oleh manusia, dan ilmu untuk menguasai dan memanfaatkan lingkungan sehingga kebutuhannya dapat terpenuhi.
Penerapan teknologi itu bertujuan untuk memudahkan kerja manusia, agar meningkatkan efisensien dan produktivitas. Alvin Toffler menganalisis gejal–gejala perubahan dan pembaharuan peradaban masyarakat akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya The Third Wave (1981). Ia menyatakan bahwa gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini telah mengalami tiga glombang yaitu :
a. Gelombang I, peradaban teknologi industri berlangsung mulai 800 SM–1500 M
b. Gelombang II, peradaban teknologi industri berlangsung mulai 500 M–170 M
c. Gelombang III, peradaban teknologi informasi berlangsung mulai 1970 M– sekarang.
Setiap gelombang peradaan tersebut di kuasai oleh tingkat teknologi yang digunakan. Gelombang pertama (the first wave) dikenal dengan nama revolusi hijau. Dalam gelombang pertama ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertania. Pertanian terbatas pada pengelolaaan lahan–lahan pertanian untuk mencukupi kebutuhan manusia. Pada awalnya, manusia berpindah–pindah dalam memanfaatkan lahan untuk mendapatkan hasil pertanian melalui teknologi pengumpulan hasil hutan. Selanjutnya, mereka berpindah ke penerapan teknologi pertanian, di mana manusia cenderung bertempat tinggal di suatu tempat yang kemudian menumbuhkan desa.
Gelombang kedua adalah adanya revolusi industri terutama di negara–negara Barat yang dimulai dengan revolusi industri di nggris. Masa gelombang ke dua adalah masa revolusi industri, yaitu kira–kira tahun 1700–2970. Masa ini dimulai dengan masa penemuan mesin uap pada tahun 1712. Pada masa itu ditemukan mesin elektro mekanis raksasa, mesin–mesin bergerak cepat dan ban, jalan, mesin–mesin tersebut tidak hanya menggantikan otot–otot manusia akan tetapi peradaaban industri juga memberi mesin–mesin tersebut alat–alat panca indera sehingga mesin–mesin dapat mendengar dan melihat lebih tajam dari pada indra manusia, dan dapat menghasilkan atau melahirkan bermacam–macam mesin baru, yang akhirnya di koordinir dengan rapi menjadi pabrik. Penggunaan mesin industri, mesin uap dan mesin pemintal dalam industri garmen dan industri tambang telah memajukan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Eropa.
Gelombang ketiga merupakan revolusi informasi yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang. Gelombang ketiga terjadi dengan kemajuan teknologi dalam bidang :
a. Komunikasi dan data prosesing.
b. Penerbangan dan angkas luar.
c. Energi alternatif dan energi yang dapat di perbarui.
d. Terjadinya urbanisasi, yang disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi.
Gelombang ketiga ini melahirkan suatu masyarakat dunia yang dikenal dengan sebutan the global village (kampung global). Kita sekarang ini berada pada gelombang ke tiga atau masa revolusi informasi. Di perkirakan era informasi ini akan mencapai puncaknya pada 10–20 tahun mendatang.
Jhon Naisbitt dalam bukunya Megatrends (1982), menyatakan bahwa globalisasi memunculkan perubahan–perubahan yang akan di alami oleh negara–negara dunia. Perubahan ini terjadi karena interaksi yang dekat dan intensif antar negara, terutama negara berkembang akan terpengaruh oleh kemajuan di negara–negara maju. Perubahan–perubahan tersebut ialah :
a. Perubahan dari masyarakat industri ke masyarakat informasi.
b. Perubahan dari teknologi yang mengandalkan kekuatan tenaga ke teknologi yang canggih.
c. Perubahan ke ekonomi sosial ke ekonomi dunia.
d. Perubahan dari jangka pendek ke jangka panjang.
e. Perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi.
f. Perubahan dari bantuan lembaga ke bantuan diri sendiri.
g. Perubahan dari demokrasi perwakilan ke demokasi partisipatori.
h. Perubahan dari sistem hierarki ke jaringan kerja.
i. Perubahan dari utara ke selatan.
j. Perubahan dari satu di antara dua pilihan menjadi macam–macam pilihan.
Naisbitt dan Patricia Aburdance (1990) kembali mengemukakaan lagi adanya sepuluh macam perubahan di era global yaitu :
a. Abad biologi.
b. Bangunan sosialisme pasar bebas.
c. Cara hidup global dan nasionalisme budaya.
d. Dasawarsa kepemimpinan wanita.
e. Kebangkitan agama dan millenium baru.
f. Kebangkitan dalam kesenian.
g. Kemenangan individu.
h. Pertumbuhan ekonomi dunia dalam tahun 1990–an.
i. Berkembangnya wilayah pasifik.
j. Privatisasi / swastanisasi atas negara kesejahteran.
Berdasarkan pendapat–pendapat di atas dapat diketahui bahwa peradaban manusia mengalami dinamika (perubahan dan perkembangan). Perubahan itu menuju pada kemajuan, apalagi di era global dewasa ini. Perubahan yang terjadi demikian pesatnya.
Merujuk pada pendapat Alvin Tofler di atas, sekarang ini umat manusia berada pada era peradaban informasi. Kemajuan yang pesat di bidang teknologi informasi menghasilkan globalisasi, disamping kemajuan dalam sarana tansportasi. Di era global, hubungan antar manusia tidak terbatas dalam satu wilayah negara saja, akan tetapi sudah antar negara (transnasional). Dengan demikian, orang bisa berkomunikasi dengan orang lain di negara lain, serta berpindah–pindah dengan cepat dari satu negara ke negara lain.
A. PROBLEMATIKA PERADABAN GLOBAL PADA KEHIDUPAN MANUSIA
Peradaban global yang tengah terjadi dewasa ini telah di pisahkan dari globalisasi itu sendiri. Kata globalisasi diambil dari kata global, yang maknanya ialah universal. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudnya satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan eksistensi dengan menyingkirkan batas–batas geografis, ekonomi, dan budaya masyarakat.
Globalisasi digerakkan oleh kemajuan yang pesat dalam teknologi transportasi dan informasi. Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena globalisasi di dunia.
1. Hilir mudiknya kapal–kapal pengangkut barang antar negara menunjukkan keterkaitan antar manusia di seluruh dunia.
2. Perkembangan barang–barang seperti telepon genggam, televisi, satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme, memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
3. Asar dan produksi ekonomi di negara–negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization ( WTO ).
4. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media masa (terutama televisi, film, musik, serta transmisi berita dan olah raga internasional). Saat ini, kita dapat mengkonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal–hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
5. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada lingkungan hidup, krisis multinasional , inflasi regional, dan lain–lain. (sumber : Wikipedia Indonesia)
Globalisasi dimunculkan oleh negara–negara maju, karena mereka merasa telah lebih maju dalam menguasai teknologi, telah merasa memperoleh kemajuan yang sangat pesat, terutama di bidang informasi, komunikasi, dan trasportasi. Dewasa ini, negara–negara maju lebih di dominasi oleh negara–negara Eropa Barat dan Amerika Serikat karena memang kemajuan teknologi negara–negara tersebut lebih cepat bila di bandingkan dengan negara lainnya. Sehingga tidak salah jika Toynbee, sejarawan kondang pertengahan abad ke–20 pernah menyatakan: “ Para ahli sejarah di masa mendatang akan berkata bahwa kejadian yang besar di abad ke–20 adalah pengaruh kuat peradaban Barat terhadap semua masyarakat di dunia. Mereka juga akan berkata bahwa pengaruh tersebut sangatlah kuat dan bisa menjungkir balikkan korbannya....”
Berdasarkan pendapat ini, harus diakui bahwa kebudayaan dan peradaban Barat memberi pengaruh besar bagi masyarakat dunia dewasa ini, namun demikian, dunia tidak hanya di dominasi satu peradaban besar saja. Hutington (2001) mengidentifikasikan adanya sembilan peradaban besar saat ini.
Peradaban dunia itu meliputi:
1. Peradaban Barat atau disebut Peradaban Lama yang berpusat di eropa Barat, Amerika Utara dan Australia.
2. Peradaban Amerika Latin yang dipengaruhi agama Katolik, menyebar di negara–negara Amerika Serikat
3. Peradaban Muslim atau islam yang berpusat di Timur Tengah dan Afrika Utara
4. Peradaban hidu di India
5. Peradaban Budah di Mongolia
6. Peradaban Jepang
7. Peradaban Afrika
8. Peradaban Cina
9. Peradaban Ortodoks yang berada di wilayah bekas Yugoslavia.
1. Pengaruh Globalisasi
Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas bagi semua bangsa dan masyarakat internasional. Dengan didukung teknologi komunikasi dan transportasi yang canggih, dampak globalisasi akan sangat luas dan kompleks. Manusia begitu mudah berhubungan dengan manusia lain dimana pun di dunia ini. Berbagai barang dan informasi dan dengan berbagai tingkatan kualitas tersedia untuk dikonsumsi. Akibatnya, akan mengubah pola pikir, sikap, dan tingkah laku manusia. Hal seperti ini kemungkinan dapat megakibatkan perubahan aspek kehidupan yang lain, seperti hubungan kekeluargaan, kemasyarakatan, kebangsaan, atau secara umum berpengaruh, pada sistem budaya bangsa.
Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, dan budaya serta pertahanan. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin menguatnya pengaruh ideologi liberal dlam perpolitikan negara–negara berkembang yang ditandai oleh menguatnya ide kebebasan dan demokrasi. Pengaruh globalisasi terhadap bidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai–nilai demokratis, termasuk di dalam masalahnya hak asasi manusia. Di sisi lain, ada pula masuknya pengaruh ideologi lain, seperti ideologi Islam yang bersal dari Timur Tengah. Implikasinya adalah negara semakin terbuka dalam pertemuan berbagai ideologi dan kepentingan poltik negara.
Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapitalisme dan pasar bebas. Hal ini ditujukkan dengan semakin tmbuhya perusahaan–perusahaan transnasioanl yang beroperasi tanpa mengenal batas–batas negara. Selanjutnya juga akan semakin ketatnya persaingan dalam menghasilkan barang dan jasa dalam pasar bebas. Kapitalisme juga menuntut adanya ekonomi pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat keuntungan serta manajemen yang rasional. Ini semua menuntut adanya mekanisme global baru berupa struktur kelembagaan baru yang ditentukan oleh ekonomi raksasa.
Pengaruh globalisasi terhadap sosial budaya adalah masuknya nilai–niai dari peradaban lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai–nilai sosial budaya suatu bangsa yang menjadi jati dirinya. Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televisi, komputer, satelit, internet, dan sebagainya. Masuknya nilai budaya asing akan membawa pengaruh pada sikap, perilaku, dan kelembagaan masyarakat. Menghadapi perkembangan ini diperlukan suatu upaya yang mampu mensosialisasikan budaya nasional sebagai jati diri bangsa.
Globalisasi juga memberikan dampak terhadap pertahanan dan keagamaan negara, menyebarnya perdagangan dan industri di seluruh dunia akan meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan yang dapat mengganggu keamanan bangsa. Globalisasi juga menjadikan suatu negara amat perlu menjalin kerja sama , peranjian pertahanan, dan pendidikan militer antar personel negara. Hal ini di karenakan, saat ini ancaan bukan lagi bersifat konvensional, tetapi konflek dan seakin canggih. Misalnya ancaman terorisme, acaman pencemaran udara, kebocoran nuklir, kebakaran hutan. Ilegal fishing, illegal logging dan sebagainya.
2. Efek Globalisasi bagi Indonesia
Globalisasi telah melanda kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Globalisasi telah memberikan pengaruh besar dalam kehidupan bersama, baik pengaruh positif maupun pengarh negatif, proses saling mempengaruhi sesungguhnya adalah gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat. Melalui interaksi dalam berbagai masyarakat lain, bangsa ataupun kelompok–kelompok masyarakat yang menghuni nusantara (sebelum bangsa Indonesa terbentuk) telah mengalami proses di pengaruhi dan mempengaruhi. Pada hakikatnya, bangsa Indonesia atau bangsa–bangsa lain berkembang karena adanya pengaruh–pengaruh luar. Kemajuan bisa di hasilkan oleh interaksi dengan pihak dari luar. Gambaran di atas menunjukkan bahwa pengaruh dunia luar adlah sesuatu yang wajar dan tidak perlu ditakutkan. Pengaruh tersebut selamanya mempunyai dua sisi yaitu positif dan negatif.
Adapun aspek positif globalisasi antara lain sebagai berikut :
a. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempermudah manusia dalam berinteraksi.
b. Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mempercaat manusia untuk berhubungan dengan manusia lain.
c. Kemajuan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi meningkatkan efisiensi.
Aspek negatif globalisasi anatara lain sebagai berikut :
a. Masuknya nilai budaya luar akan menghilangkan nilai–nilai tradisi suatu bangsa dan identitas suatu bangsa.
b. Eksploitasi alam dan sumber daya lain akan memuncak karena kebutuhan yang semakin besar.
c. Dalam bidang ekonomi, berkembang nilai–nilai konsumerisme dan individual yang menggeser nilai–nilai sosial masyarakat.
d. Terjadnya dehumanisasi, yaitu derajat manusia nantinya tidak di hargai karena lebih banyak menggunakan mesin–mesin berteknologi tinggi.
Globalisasi dapat di lihat dari dua sisi, pertama sebagai ancaman dan yang kedua sebagai peluang. Globalisasi akan menimbulkan ancaman yang di tengarai bisa berdampak negatif bagi bangsa dan bernegara, namun di sisi lain globalisasi memperikan peluang yang akan berdampak positif bagi kemajuan suatu bangsa.
Sebagai ancaman globalisasi lebih banyak berdampak negatif, seperti merebaknya kosumerisme, matrealisme, hedonisme, sekularisme, mengagung–agungkan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemewahan yang tidak semestinya, foya–foya, pergaulan bebas, budaya kekerasan, pornografi, pornoaksi, dan semacamnya. Pengaruh tersebut bukan saja lewat dunia film, namun juga lewat media cetak dan televisi dengan satelitnya, serta yang sekarang sedang menjadi trend adalah internet. Intinya adalah nilai–nilai yang di bawa peradaban global, terutama peradaban Barat, memberi dampak yang buruk bagi sikap dan perilaku masyarakat Indonesia.
Sedangkan globalisasi sebagai peluang akan memberi pengaruh positif. Artinya, globalisasi membeawa serta peradaban luar yang ditengarai berkontribusi positif bagi kemajuan bangsa Indonesia. Hal–hal positif itu, misalnya bdaya disiplin, kebersihan, tanggung jawab, egalitarianisme, budaya kompetisi, kerja keras, penghargaan terhadap orang lain, demokrasi, jujur, optimis, mandiri, taat aturan, dan sebagainya. Harus diakui bahwa peradaban lama bangsa Indonesia tidak banyak mengenalkan nilai–nilai itu kepada masyarakat luas. Nilai–nilai ini semakin penting dan berkembang ketika pengaruh global mulai muncul.
3. Sikap terhadap Globalisasi
Dalam menghadapi globalisasi ini, bangsa–bangsa di dunia memberi respons atau tanggapan yang dapat di kategorikan sebagai berikut :
a. Sebagian bangsa menyambut positif globalisasi karena di anggap sebagai jalan keluar baru untuk perbaikan nasib umat manusa.
b. Sebagian masyarakat yang kritis menolak globalisasi karena di anggap sebagai bentuk baru penjajahan (kolonialisme) melalui cara–cara baru yang bersifat transnasional di bidang politik, ekonomi, dan budaya.
c. Sebagian yang lain tetap menerima globalisasi sebagai sebuha keniscayaan akibat perkembangan teknologi informasi dan transportasi, tetapi tetap kritis terhadap akibat negatif globalisasi
Ada juga kelompok yang pro atau mendukung globalisasi dan kelompok yang anti terhadap globalisasi. Pendukung globalisasi (sering juga disebut dengan proglobalisasi) menganggap bahwa globalisasi dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi masyarakat dunia. Mereka berpijak pada teori keunggulan komparatif yang dicetuskan oleh David Ricardo. Teori ini menyatakan bahwa suatu negara dengan negara lain saling bergantung dan dapat saling menguntungkan satu sama lainnya, dan salah satu bentuknya adalah ketergantungan dalam ruang ekonomi.
Kedua negara dapat melakukan transaksi pertukaran sesuai dengan ke unggulan komparatif yang dimiliknya. Misalnya Jepang memiliki keunggulan komparatif pada produk karena digital (mampu mencetak lebih efisiensi dan bermutu tinggi), sementara Indonesia memiliki komparatif pada produk kainnya. Dengan teori ini, Jepang dianjurkan untuk menghentikan produk kainnya dan mengalihkan faktor–faktor produksinya untuk memaksimalkan produksi kamera digital, lalu menutupi kekurangan penawaran kain dengan membelinya dari Indonesia, begitu juga sebaliknya.
Salah satu penghambat utama terjadinya kerja sama di atas adalah adanya larangan–larangan dan kebijakan proteksi dari pemerintah suatu negara. Di satu sisi, kebijakan ini dapat melindungi produksi dalam negeri, namun di sisi lain, hal ini akan meningkatkan biaya produksi barang impor sehingga sulit menembus pasar negara yang dituju. Para proglobalisme tidak setuju akan adanya proteksi dan larangan tersebut, mereka menginginkan dilakukannya kebijakan perdagangan bebas sehingga harga barang–barang dapat di tekan, akibatnya permintaan akan meningkat. Karena permintaan meningkat, kemakmuran akan meningkat pula, dan begitu seterusnya.
Antiglobalisasi adalah suatu istilah yang umum digunakan untuk memaparkan sikap politis orang–orang dan kelompok yang menentang perjanjian dagang global dan lembaga–lembaga yang mengatur perdangangan antar negara, seperti Organisasi Perdangan Dunia (WTO). Antiglobalisasi di anggap oleh sebagian orang sebagai gerakan sosial, sementara yang lainnya menganggapnya sebagai istilah umum yang mencakup sejumlah gerakan sosial yang berbeda–beda. Apa pun juga maksudnya, para peserta di persatukan dalam perlawanan terhadap ekonomi dan sistem perdangangan global saat ini, yang menurut mereka mengikis lingkungan hidup, hak–hak buruh, kedaulatan nasional, dunia ketiga, dan banyak lagi penyebab–penyebab lainya.
Bagi bangsa Indonesia, globalisasi perlu diwaspadai dan dihadapi dengan sikap arif dan bijaksana. Salah satu sisi negatif dari globalisasi adalah semakin menguatnya nila–nilai materialistis pada masyarakat Indonesia. Di sisi lain, nilai–nilai solidaritas sosial, kekeluargaan, keramahtamahan sosial, dan rasa cinta tanah air yang pernah dianggap sebagai kekuatan pemersatu dan ciri khas bangsa Indonesia, makin pudar. Inilah yang menyebabkan krisis pada jati diri bangsa.
Oleh karena itu, dalam pembangunan nasional 5 tahun kedepan dinyatakan adanya Program Pengembangan Nilai Budaya. Program ini bertujuan untuk memperkuat jati diri bangsa (identitas nasional) dan memantapkan budaya nasional. Tujuan tersebut dicapai antara lain melalui upaya memperkokoh ketahanan budaya nasional sehingga mampu menangkal penetrasi budaya asing yang bernilai negatif dan memfasilitasi proses adopsi dan adaptasi budaya asing yang bernilai positif dan produktif.
Disamping itu, diupayakan pula pembangunan moral bangsa yang mengedepankan nilai–nilai kejujuran, amanah, keteladanan, sportivitas, disiplin, etos kerja, gotong-royong, kemandirian, sikap toleransi, rasa malu dan tanggung jawab. Tujuan tersebut dilaksanakan pula melalui pengarusutamaan nila-nilai budaya pada setiap aspek pembangunan.

Read more...

TUGAS PERTEMUAN 2

>> Sabtu, 02 April 2011

1. ADA KASUS WANITA YANG RELA MENJAJAKAN DIRI DEMI MEMENUHI KEPENTINGAN HIDUPNYA. MEREKA BEKERJA DI KLUB-KLUB MALAM, MENJADI WANITA PANGGILAN, BAHKAN BERTEBARAN DI PINGGIR-PINGGIR JALAN PADA MALAM HARI. MENURUT PENDAPAT ANDA, APAKAH PERILAKU MEREKA DIKATEGORI TELAH MERENDAHKAN HARKAT DAN MARTABATNYA SENDIRI SEBAGAI MANUSIA? KEMUKAKAN ARGUMEN ANDA DI MUKA KELAS?
2.TUNJUKKAN PERILAKU YANG MANUSIAWI DENGAN PERILAKU YANG TIDAK MANUSIAWI! LAKUKAN DENGAN CARA MENGKLIPING PEMBERITAAN DARI MEDIA MENGENAI DUA HAL TERSEBUT!

Read more...

About This Blog

Lorem Ipsum

  © Blogger templates Shiny by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP